Budi, anwar, djarot dan fulan tertawa terbahak-bahak. Kenapa ? Mereka terjebak hoax. Parah.
Beberapa hari ini mereka terlibat adu argumen, debatable. Lebih tepatnya debat kusir. Tanpa ujung. Sempet esmosi dan meradang. Untung saja tidak adu jotos. Plaaakkkk.
Berawal dari sebuah cuitan medsos. Photo dan captionnya. Dibumbui komentar pada RT yang bertebara n.
Makin banyak yang RT makin seru bumbunya. Awalnya ada photo telor ayam dg caption "enak nih kalau dibuat telor ceplok kasih garem." Ada 10 orang RT. Ada yang nambahin " Enak lagi dikasih tambahan cabe, bawang Merah/Putih, Daun bawang, Kecap, Gula, Lada dlll"
Padahal awalnya hanya "Telor ceplok kasih garem". Nyampe di media sudah jadi "Telor Dadar Spesial."
Karena sudah disebar media resmi. Akhirnya viral seantero jagad. Public figure ikut membahas. Makin menjadi-jadi.
Berita aslinya Telor ceplok dikasih garem. Yang tersaji adalah " Enak nih kalau jadi Telor Dadar Spesial plus Nasi Anget sambil Minum Teh Tawar".
Budi, anwar, djarot & fulan hampir musuhan gara-gara membahas. Apa iya telor dadar pakai gula sama lada. Buku buku resep. Buka sumber berita utama. Nggak ada yang valid. Semua bersumber dari medsos.
Hubungan sempet tegang. Tiap jam bahas perdebatan tersebut. Malah dibawa ke ranah perseteruan para penggemar telor ayam & bebek. Sampai muncul tuduhan, " ini adalah konspirasi".
3 hari kemudian muncul klarifikasi bahwa tidak ada berita " Telor Dadar Spesial pakai Nasi Anget plus Teh Tawar & Gorengan". Info yang benar adalah "Telor Ceplok plus garam saja". Titik.
Segelas kopi disruput mereka berempat... gelak tawa belum berhenti. Ternyata yang mereka debatkan hanya hoax... hahahaha.
Habis waktu, energi, merenggangkan hubungan permedsosan dan melahirkan budaya lemah analisis.
Mungkin mereka berempat musti membuka lagi buku mata kuliah dasar jurnalistik. Mulai dari rumus 5W1H (Who, Where, When, Why & How).
Kemudian divalidasi dengan photo sebagai bukti. Wawancara langsung dengan sumber berita. Konfirmasi ke pihak terkait. Cover both side.
Setelah mengetahui bahwa konten berita adalah valid, fakta dan benar. Baru ditimbang, apakah perlu diangkat sebagai berita Headline / Biasa-biasa saja. Nah... bisa juga, nggak usah diangkat karena bisa menimbulkan keresahan.
Untung Budi belum sempet buat aduan ujar kebencian dengan UU ITE. Karena dia tidak suka telor ayam, merasa tersinggung dengan twett Anwar yang penggemar telor bebek.
Case Close. Damai
*hanya fiktif belaka & nama, peristiwa tidak ada hubungannya dengan realita saat ini. Note
__________
Amin Al Jawi
Nasihatsore.blogspot.com
Setelah mengetahui bahwa konten berita adalah valid, fakta dan benar. Baru ditimbang, apakah perlu diangkat sebagai berita Headline / Biasa-biasa saja. Nah... bisa juga, nggak usah diangkat karena bisa menimbulkan keresahan.
Untung Budi belum sempet buat aduan ujar kebencian dengan UU ITE. Karena dia tidak suka telor ayam, merasa tersinggung dengan twett Anwar yang penggemar telor bebek.
Case Close. Damai
*hanya fiktif belaka & nama, peristiwa tidak ada hubungannya dengan realita saat ini. Note
__________
Amin Al Jawi
Nasihatsore.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar